Wednesday, December 19, 2012

TERAPI HIPERTENSI

,
Terapi Farmakologi
    •    Pemilihan obat tergantung pada derajat meningkatnya tekanan darah dan keberadaan compelling indication
    •    Kebanyakan penderita hipertensi tipe 1 sebaiknya terapi diawali dengan diuretic thiazid. Penderita hipertensi tipe 2 pada umumnya diberikan terapi kombinasi, salah satu obatnya diuretic thiazid kecuali terdapat kontraindikasi
    •    Diuretik, β blocker, ACE inhibitor, Angiotensin II Receptor Blocker (ARB ), dan Calcium Channel Blocker merupakan agen primer berdasarkanVada data kerusakan organ target atau morbiditas dan kematian kardiovaskuler.
    •    α Bloker, α2 agonis sentral, inhibitor adrenergic, dan vasodilator marupakan alternative yang dapat digunakan penderita setelah mendapatkan obat pilihan pertama.


Golongan Obat Antihipertensi:

1.    DIURETIK
Thiazide
Diuretik hemat kalium
Antagonis aldosteron
 Sediaan yang beredar : bendrofluazide, klortalidon, HCT, indapamid, metolazon, xipamid, furosemid, bumetonid, torasemid, amilorid HCl, spironolakton, manitol

2.    INHIBITOR ACE
Dosis awal inhibitor ACE sebaiknya dosis rendah kemudian ditambahkan perlahan.

Hipotensi akut dapat terjadi pada onset terapi inhibitor ACE terutama pada penderita yang kekurangan natrium atau volum, gagal jantung, orang lanjut usia, penggunaan bersama dengan vasodilator atau diuretic.

Dosis 1 kali sehari kecuali captopril ( 2-3 kali sehari )

ES : neutropenia dan agranulosit, proteinurea, glomerulonefritis, dan gagal ginjal akut. Persistensi batuk kering terjadi lebih dari 20%

Kontraindikasi pada ibu hamil menimbulkan masalah neonatal, termasuk gagal ginjal dan kematian pada janin

Sediaan beredar : captopril, Benazepril, delapril, analapril maleat, fosinopril, lisinopril, perindopril, kuinapril, ramipril, silazapril


3.    PenghAMBAT Resptor Angiotensin II ( ARB )
Tidak seperti inhibitor ACE, ARB tidak mencegah pemecahan bradikinin. Hal ini tidak memberikan efek samping batuk.

Tidak boleh digunakan pada ibu hamil

Sediaan beredar : Losartan, Valsartan

4.    Β bloker
Meskipun perbedaan farmakodinamik dan farmakokinetik penting diantara variasi β bloker, tidak ada perbedaan efikasi klinik hipertensi

Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol
Acebutolol, carteolol, penbutolol, pindolol, propanolol

ES  : bradikardi, ketidaknormalan konduksi atrioventrikular (AV), gagal jantung akut.

Penghentian terapi yang cepat dapat menyebabkan angina tidak stabil, infark miokardial

5.    Penghambat saluran kalsium ( CCB )
Verapamil
Diltiazem
Nifedipin

6.    Penghambat reseptor α1
Prasozin, terasozin, doxazosin

7.    Antagonis α2 – pusat
Klonidin
Metildopa


Compelling Indication
1.    Gagal Jantung
Diuretik merupakan salah satu terapi tahap I (memperbaiki gejala udem dengan diuresis)
Inhibitor ACE pilihan obat utama
Terapi β bloker dapat digunakan untuk penyakit dengan komplikasi gagal jantung sistolik
2.    Infark Postmycordial
Β bloker menurunkan stimulasi adrenergic Jantung dan mengurangi resiko infark miokardial atau kematian jantung yang mendadak
ACE inhibitor meningkatkan fungsi jantung
3.    Resiko tinggi penyakit koroner
Β bloker merupakan teraPI tahap I
CCB (terutama nondihidropiridin verapamil dan diltiazem ) menurunkan TD dan mengurangi kebutuhan oksigen miokardial. Dapat menstimulasi jantung, sebaiknya sebagai terapi tahap II atau III
4.    Diabetes Militus
Tekanan darah yang diharapkan adalah kurang dari 130/80 mmHg
Penderita DM dan hipertensi seharusnya mendapatkan pengobatan yang mengandung inhibitor ACE atau ARB
5.    Penyakit ginjal kronik
Inhibitor ACE dan ARB menurunkan tekanan darah dan juga mengurangi tekanan intraglomerular yang lebih lanjut menurunkan fungsi ginjal
Diuretic dan β bloker/CCb sering kali dibutuhkan
6.    Pencegahan stroke berulang
Kombinasi inhibitor ACE dan diuretic thiazide mengurangi kejadian stroke berulang atau serangan iskemia transient

0 comments to “TERAPI HIPERTENSI”

Post a Comment

 

Info Kesehatan Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates